MANUSIA DAN SEJARAH
Sangat
sulit membayangkan kehidupan manusia tanpa kebudayaan tidak ada manusia yang
ada dan mengada dalam keadaan uncontional. Manusia selalu berada dalam konteks
yang konkrit dan rill. Alam kehidupan manusia cukup kompleks dan beraneka ragam
hanya dapat dipahami secara kontekstual, paling tidak konteks ruang dan
waktunya.
Manusia
sebagai sosok mahluk yang belum sempurna serba butuh. Manusia mempunyai
kebutuhan fisik dan rohani. Berkat kebutuhan mendorong manusia untuk belajar dan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan untuk itulah manusia manusia melakukan proses
belajar terus menerus. Kebudayaan merupakan konsekuensi dari keberadaan manusia
yang terus belajar. Belajar merenung dan berkarya. Didalam kebudayaan manusia
belajar melalui belajar manusia menciptakan kebudayaan dan kebudayaan manusia
mengembangkan potensi belajar. Mungkin konsep berger tentang eksternalisasi,
objektifitas dan internalisasi dapat membantu menjelaskan keterkaitan manusia
dengan kebudayaan.
Kebudayaan
tidak dengan sendirinya memenuhi segala kebutuhan manusia. Manusia untuk
memperoleh kebutuhannya harus berusaha dan belajar. Manusia terus bergulat
untuk memperoleh sesuatu. Baginya hidup bukan untuk bertopang dagu, melainkan
untuk menyngsingkan lengan baju. Manusia terus berkarya dan belajar demi
mengembangkan dimensi kemanusiaannya.
Manusia
yang berhenti dalam belajar dan berkarya, dan sebenarnya telah kehilangan
hakekatnya sebagai sosok manusia yang menjadi. Manusia yang mati dalam
kehidupan eksitensinya sebagai subjek sekaligus objek kebudayaan telah berubah
menjadi pelengkap penderita sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar